Sabtu, 15 Oktober 2016

Penetrasi Perangkat Mobile di Indonesia Tidak Diiringi IoT

WolipopDetik.Xyz, Jakarta: Accenture mengumumkan laporan hasil penelitiannya, Screenager++: Multiplied Experiences, Real - time Emotions, yang mengamati sejumlah tren di kalangan konsumen di Indonesia.

Tren tersebut di antaranya menggarisbawahi perilaku konsumen yang mengandalkan perangkat mobile dalam melakukan aktivitasnya.

Penetrasi Perangkat Mobile di Indonesia Tidak Diiringi IoT
Penetrasi Perangkat Mobile di Indonesia Tidak Diiringi IoT (Video Source : metrotvnews.com)
Menurut penelitian, perilaku tersebut didorong oleh pesatnya pertumbuhan penetrasi perangkat mobile di Indonesia, seperti smartphone, tablet, dan laptop atau desktop. Pertumbuhan ini juga didukung oleh konektivitas jaringan yang lebih memadai.

Pesatnya penetrasi ini mendorong semakin tinggi konsumsi masyarakat terhadap layanan digital, baik dalam bentuk konten hiburan seperti video, games, ataupun media sosial. Accenture juga mencatat, sebesar 86 persen masyarakat di Indonesia telah memiliki smartphone dan 34 persen lainnya memiliki baik smartphone, tablet maupun laptop untuk mendukung aktivitas harian.

Baca :
  1. Official Development PastiIn - Tegal (Official Development)
  2. AGC Blogspot Paling Hebat Untuk Adsense (Blogspot)

Penelitian ini juga mencatat, tren penggunaan perangkat mobile di Indonesia juga cenderung lebih tinggi dibandingkan tren secara global. Sebanyak 99 persen konsumen di Indonesia telah menggunakan aplikasi mobile untuk layanan komunikasi. Sementara itu, secara global, tren tersebut berlaku untuk konsumen dengan persentase 87 persen.

Sementara itu, dari persentase tersebut, Accenture menemukan sebanyak 75 persen konsumen mengetahui layanan transaksi pembayaran mobile dan 53 persen telah memanfaatkan layanan e - learning atau sesi pelatihan berbasis online. Perangkat mobile juga mendukung teknologi Internet of Things (IoT), yang juga mulai banyak dilirik oleh konsumen.

Namun, tren adaptasi IoT di Indonesia masih dikategorikan sebagai tahap awal, sehingga masih ditemukan kendala untuk memanfaatkannya secara optimal. Accenture menyebut, sebanyak 56 persen konsumen di Indonesia telah memiliki perangkat berteknologi IoT, namun 85 persen masih mengaku tidak puas dengan layanan terkait.

Indonesia disebut Accenture sebagai pasar potensial pengembangan layanan terkait IoT, namun hanya 23 persen konsumen yang mengaku berencana untuk membeli perangkat wearable seperti smartwatch dalam jangka waktu 12 bulan mendatang. Selain itu, sebanyak 12 persen konsumen mengaku tengah mempertimbangkan program bundling, karena meragukan kualitas layanan saat dikombinasikan.

Sumber : http://teknologi.metrotvnews.com/read/2016/07/21/558245/penetrasi-perangkat-mobile-di-indonesia-tidak-diiringi-iot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar